Langsung ke konten utama

Makna Ulumul Hadis



Makna Ilmu Hadits
H. Mohd Iqbal A Muin, LC, MA

Hasbi al-Siddiqi, sebagaimana dikutib Syuhudi Ismail dan  Nur Sulaiman, mengartikan ilmu Hadits sebagai segala pengetahuan yang berhubungan dengan hadits Nabi
Definisi ilmu hadits menurut ibnu hajar al Atsqalani
معرفة القواعد التى يتوصل بها الى معرفة الراوي والمروي
Pengetahuan tentang kaidah-kaidah yang dapat dipergunakan untuk mengetahui keadaan para perawi dan apa yang diriwayatkan  (Matan Hadits)

KEGUNAAN

Ø Dapat meneladani akhlak nabi saw, baik dalam hal ibadah maupun muamalah, secara benar.
Ø Menjaga dan memelihara hadits nabi dari segala kesalahan dan penyimpangan
Ø Menjaga kemurnian syariat islam dari berbagai penyimpangan
Ø Melaksanakan syari’at sesuai dengan sunnah nabi saw.
Ø Mengetahu upaya dan jerih payah para ulama dalam menjaga dan melestarikan hadits nabi
Ø Dapat mengetahui istilah-istilah yang dipergunakan para ulama hadits
Ø Mengetahui kriteria yang dipergunakan para ulama dalam mengklasifikasikan kaadaan hadist, baik dari sisi kuantitas / jumlah sanad maupun dari sisi kualitas sanad dan matannya.
Ø Dapat mengetahui periwayatan yang maqbul (diterima) dan yang mardud (tertolak)
Ø Dapat melakukan penelitian hadits sesuai dengan kaidah-kaidah dan syarat-syarat yang disepakati para ulama
Ø Mampu bersikap kritis dan proporsional terhadap periwayatan hadits nabi saw

Secara Garis Besar Ilmu Hadits Dibagi Menjadi 2 Bagian

1.   Ilmu Dirayah
2.   Ilmu Riwayah

ILMU HADITS RIWAYAH


*    Ilmu yang mengetahui perkataan, perbuatan takrir dan sifat-sifat Nabi. Dengan kata lain ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang membahas segala sesuatu yang datang dari Nabi baik perkataan, perbuatan, ataupun takrir.
*    Obyek Ilmu Hadits Riwayah adalah pribadi Nabi, baik dari segi perkataan, perbuatan, penetapan dan sifat-sifat Nabi SAW.
*    Contoh Kitab Hadits Riwayah : Kitab Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Al Masa’i, Sunan Ibnu Majah, Muwatha’ Malik,  dan lain sebagainya.


ILMU HADITS DIRAYAH


}  Ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara-cara menerima dan menyampaikan hadits dan sifat-sifat rawi.
}  Objek pembahasan dari ilmu hadits dirayah adalah keadaan matan, sanad dan rawi hadits
}  Contoh Kitab Hadits Dirayah : Ma’rifatu Ulum Al Hadits, Al Jami’ Li Adab Al Syaikh Wa al-Sami’, Al Kifayah Fi Ilmi Al Riwayat, dan lain sebagainya.

Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits

1)   ZAMAN Rasul Saw
          Ilmu ini masih dalam bentuk prinsip-prinsip dasar yang merupakan embrio bagi pertumbuhan ilmu hadits di kemudian hari
7(  's#»ygpg¿2 $JBöqs% þ(#qç7ŠÅÁè? br& (#qãY¨t6tGsù :*t6t^Î ó7,Å$sù Oä.uä!%y` þbÎ) #óqãZtB#uä  tûïÏ%©!$# $pkšr'¯»tƒ
ÇÏÈûüÏBÏ»tR(OçFù=yèsù $tB n?tã #4qßsÎ6óÁçGsù

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu


2)   Sepeninggal Nabi Muhammad SAW

a)   Terjadi konflik politik yang kemudian muncul firqoh dikalangan kaum muslimin Syi’ah, Murji’ah dan Jama’ah
b)   Timbul banyak sekali periwayatan yang dimanipulasi, dipalsukan dan direkayasa.
c)   Maka para ulama bangkit untuk membendung pemalsuan dan menjaga kemurnian hadits Nabi.
d)   Kemudian mulai muncul teori-teori tentang periwayatan.
e)   Mulai membahas tentang kedhabitan para perawi
f)    Pembahasan tahammul wa ada ‘al hadits (sistem penerimaan dan penyampaian)


3.   Pertengahan Abad Kedua Hijriyah

a)   Mulai adanya pembahasan mengenai ilmu hadits dirayah
b)   Penulisan hadits secara lebih lengkap pada masa Al Qadhi Abu Muhammad Al-Hasan bin Abd. Rahman al-Ramahurmudzi (265-360 H), dalam kitab khusus “Al Muhaddits Al Fashil Baina Al-Rawa Wa Al Wa’i

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kosa Kata Bahasa Arab (2)

Mufrodat Pakaian dan Perlengkapan (اللباس و الألات الزينية ) معانى مفردات Pakaian لِبَاس  / ثَوْب Setelan مِسْدَرَة Gamis/Kemeja قَمِيْص Baju Dalam شِعَار Jas مِعْطَف Jubah جُبَّة Mantel عَبَاءَة Jas Hujan مِمْطَرَة Kaos Dalam عَرَقِيَّة / فَانِلَّة Sarung إِزَار Kain Panjang فُوْطَة Celana سِرْوَال Celana Dalam سِرْوَال دَاخِلِيّ Celana Panjang بَنْطَالُوْن Celana Cawat تُبَّان Blus بِلُوْزَة Rok Dalam تَنُّوْرَة B.H / Mini Set صُدْرِيَّة Baju Kurung جِلْبَان Saku جَيْب Kancing زِرّ Lobang Kancing عُرْوَة Lengan Baju كُمُّ Kerah Baju تَلْبِيْب Baju Atasan فَوْقَانِيَة Pakaian Biasa لِبَاس عَادِيّ Pakaian Tidur لِبَاس نَوْمِيّ Pakaian Sekolah لِبَاس مَدْرِسِيّ Pakaian O

المرأة فى الاحاديث الضعيفة

المرأة في الأحاديث الضعيفة والموضوعة تأليف أبو مالك محمد بن حامد بن عبد الوهاب المرأة في الأحاديث الضعيفة والموضوعة تأليف أبو مالك محمد بن حامد بن عبد الوهاب بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ رحم الله شيخنا الألبانيّ، الّذي عرفنا عن طريقه أثر الأحاديث الضعيفة الموضوعة السّيئ على الأمّة، إذ كلّما قرأت حديثاً موضوعاً تأمّلت واقعه، وتتبعت أثره، حتّى تبينت منهجاً كاملاً، استطاع أن يحوّل الدّين إلى مجموعةٍ من الأساطير، وهي غايةٌ عظمى لأعدائه على مدار تاريخه، فالقضيّة هي: تفريغ أمّةٍ من دينها الصّحيح، واستبدال دينٍ خرافيٍّ جزافيٍّ به، يتهوّك به المتهوّكون، ويسخر منه السّاخرون. وكانت قضيّة ’المرأة‘ إحدى أهمّ القضايا، الّتي شغلتني عند تتبعي للأحاديث الموضوعة، الّتي شاعت بين أوساط النّاس في سقوطنا، وتخلّفنا الاجتماعيّ، فلقد أتى علينا زمانٌ ندعو فيه إلى إبادة إنسانيّة المرأة، ونمارس ’الوأد‘ في صورٍ مختلفةٍ تناسب الدّعوى الجاهليّة، حتّى بلغ الجهل بالمرأة المسلمة ح دا أخفقت معه في تربية أجيالٍ، ممّا مهد لما نجني ثماره اليوم، ممّا هو معلومٌ ومشاهدٌ، حيث كان المجتمع يمارس إر

SAP HADIS

Mata Kuliah              : Kode                           : Dosen Pengampu      :   Jurusan                     : Program Studi           : Bobot                          : HADIS H. Mohd Iqbal A Muin, LC, MA MD/A-B dan PMI-B S-1 DAKWAH 2 SKS   I.       Kompetensi Dasar Mahasiswa memiliki pemahaman dan penghayatan yang kokoh dan mendalam tentang berbagai kesalehan sosial yang bersumber dari nash (Al-Qur’an dan Al-Hadits). II. Parameter Indikator Kompetensi Hasil Belajar 1.       Mahasiswa memiliki pemahaman yang utuh terhadap konsep-konsep dasar Al-Qura’an dan Al-Hadits tentang berbagai kesalehan sosial. 2.       Mahasiswa memiliki pemahaman yang utuh terhadap konsep-konsep dasar Al-Qura’an dan Al-Hadits tentang amar ma’ruf nahi munkar . 3.       Mahasiswa memiliki pemahaman yang utuh terhadap konsep-konsep dasar