FIQH
SUNNAH HAJI
oleh
Sayyid Sabiq
(diambil
dari arafah online)
HAJI
RASULULLAH SAW
Diriwayatkan
oleh Muslim, katanya : "Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ishak bin Ibrahim
sama-sama menyampaikan hadits kepada kami yang di terimanya dari Hatim. Kata
Abu Bakar : "Sebuah hadits disampaikan oleh Hatim bin Ismail Madani kepada
kami, yang diterimanya dari Ja'far bin Muhammad yang menerimanya pula dari
bapaknya, demikian ceritanya bapaknya itu : "Kami datang menemui Jabir bin
Abdullah r.a. dirumahnya. Iapun
menanyakan anggota rombongan seorang demi seorang, hingga akhirnya sampai
kepadaku. Jawabku : "saya ini ialah Muhammad Ali bin Husein, " dan
kuletakkan tanganku keatas kepalaku, maka ditariknya tanganku sebelah atas,
kemudian yang sebelah bawah, lalu ditaruhnya telapak tangannya ke tengan-tengah
dadaku dan ketika itu aku masih seorang remaja. Katanya : "Selamat datang,
hai anak saudaraku, tanyakanlah apa yang hendak kau tanyakan!".
Maka saya ajukan pertanyaan kepadanya - ia adalah seorang
buta - rupanya datang waktu sholat maka iapun berdiri dengan berselubungkan
kain. Tetapi karena kecilnya, setiap diletakkanya diatas baunya, pinggirnya
kembali terbuka, sedang jubahnya disampingnya atas gantungan.
Setelah ia selesai sholat bersama kami, saya katakan
kepadanya : "Ceritakanlah kepadaku
bagaimana cara haji Rasulullah saw.!" Maka iapun memberi isyarat
dengan tangannya, di rapatkannya 9 buah jarinya, serta katanya : ”Ada
sembilan tahun lamanya Rasulullah saw tinggal tidak melakukan haji - yakni di
Madinah - kemudian pada tahun ke sepuluh di umumkan kepada khalayak ramai bahwa
Rasulullah saw akan berhaji. Maka banyaklah orang datang ke Madinah, ingin
hendak mengikuti Rasulullah saw dan mencontoh amal perbuatannya.
Maka kamipun berangkat bersamanya hingga sampai ke Dzul
Hulaifah. Kebetulan Asma binti 'Umeis melahirkan putra yaitu Muhammad bin abi
Bakar. Maka disuruhnya orang menemui Rasulullah saw. buat menanyakan apa yang
harus dilakukannya. Sabda Rasulullah : "Mandilah kamu dan ikatlah perban
pada kemaluanmu lalu ihromlah!".
Kemudian Rasulullah saw. melakukan sholat di masjid lalu
menaiki Koswa - yaitu untanya - hingga setelah hewan itu berada di padang pasir
dilihatnya didepannya lautan manusia sejauh-jauh mata memandang, ada yang
diatas kendaraan dan ada pula yang berjalan kaki. Ketika menoleh kesebelah
kanan, dilihatnya seperti itu pula, demikian pula halnya disebelah kiri dan
dibelakangnya. Jadi Rasulullah saw berada di kalangan kami, kepadanya diturunkan
Al-Qur'an dan ia mengetahui arti tafsirnya, dan apa-apa yang dilakukannya maka
kami kerjakan pula.
Maka iapun membaca talbiya dengan suara keras : "Labbaik allahumma
labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka
walmulk, laa syariika lak". (Aku datang memenuhi panggilanMu ya
Allah, aku datang kupenuhi panggilanMu, tiada serikat bagiMu. Sesungguhnya
puji-pujian dan nikmat karunia itu adalah milikMu, begitupun kerajaan, tiada
serikat bagiMu).
Orang-orang
mengucapkan talbiyah seperti itu, sedang Rasulullah saw. tiada menolak
sedikitpun ucapan mereka, hanya ia meneruskan membaca talbiyahnya".
Cerita Jabir r.a. selanjutnya : "Kami hanya
meniatkan haji, karena kami belum lagi mengenal umrah. Demikianlah setelah kami
sampai ke Ka'bah bersamanya, iapun mengusap rukun atau sudutnya dengan telapak
tangannya. Ia berlari-lari kecil tiga kali dan berjalan biasa 4 kali, lalu
terus ke Maqam - tempat berdiri menjalankan ibadah - Ibrahim a.s. dan membaca: Wattakhadzuu min
maqaami Ibraahima mushalla" (Mereka ambil makam Ibrahim sebagai
mushalla). Kemudian ia berdiri di suatu tempat hingga makam itu berada
diantaranya dengan ka'bah, buat melakukan shlat. Pada sholat dua raka'at itu
dibacanya: "Qul
huwallaahu ahad" dan "Qul yaa aiyuhal kaafiruun", lalu ia kembali
ke rukun tadi serta mengusapnya pula. Setelah itu ia keluar dari pintu gerbang
menuju Shafa: Dan setelah dekat ke Shafa, dibacanya: "Innash shafaa wal marwata min
sya'aarillah, abdau bimaa badallaahu bih" (Sesungguhnya Safa
dan Marwa itu termasuk di antara syi'ar-syi'ar Allah" kumulai dengan apa
yang dimulai Allah)
Maka dimulailah dari Shafa, lalu didakinya bukit itu
hingga kelihatan olehnya Ka'bah. Iapun menghadap qiblat, membaca kalimat tauhid
dan takbir serta katanya:"Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah,
lahul mulku walahul hamdu, wahuwa 'alaa kulli syaiin qadiir. Laa ilaaha
illallaahu wahdahu, anjaza wa'dahu wamashara 'abdahu wahazamal ahzaaba
wahdah" (Tiada Tuhan melainkan Allah, Tunggal tiada berserikat.
BagiNyalah kerajaan dan milikNya puji-pujian, dan Ia kuasa atas segala sesuatu.
DipenuhiNya janjiNya, dibantuNya hambaNya, dan dikalahkanNya pihak yang
bersekutu seorang diriNya).
**)Maksudnya dikalahkanNya musuh-musuh itu tanpa
perjuangan dari pihak manusia dan tenaga mereka sendiri. Dan yang dimaksud
dengan pihak bersekutu atau azab ialah musuh- musuh yang bersekongkol
menghadapi Rasulullah waktu perang khandak.
Sementara itu ia berdo'a dicelah-celah upacara tadi. Hal
di atas diulanginya sampai tiga kali. Setelah itu ia turun ke Marwa, hingga
demi kedua tumitnya telah berpijak diperut lembah, iapun mulai berlari.
Kemudian setelah sampai di tempat mendaki kemablai ia berjalan kaki hingga tiba
di Marwa. Disini
dilakukannya pula seperti di Shafa.
Ketika
thowafnya yang penghabisan berakhir di Marwa, sabdanya : "Seandainya saya
nanti melakukan lagi apa yang telah saya ibadatkan (saya kerjakan) tadi, saya
tidak membawa hewan korban, hanya saya jadikan saja ibadat tadi sebagai umrah. Maka barang siapa diantaramu tidak mempunyai korban,
hendaklah dia ihlal, dan menjadikan ibadatnya sebagai umrah!".
Maka berdirilah Suraqah bin Malik katanya : "Ya
Rasulullah, apakah buat tahun ini saja, atau buat selama-lamanya?".
Rasulullahpun mempersilangkan jari-jari tangannya, yang satu pada yang lainnya
lalu sabdanya : "Umrah tercakup dalam haji selama dua kali masa, tidak,
bahkan buat selama-lamanya".
Sementara itu Ali tiba dari Yaman, membawa hewan-hewan
korban buat Rasulullah saw. Didapatinya Fatimah r.a. telah ihlal bersama
orang-orang itu, ia memakai pakaian bercelup dan bercelak mata. Ali r.a.
menyalahkannya berbuat demikian itu. Tapi kata Fatimah r.a.: "Bapaklah
yang menyuruhku melakukannya".
Ulas
Jabir pula : "Di Irak Ali bercerita : "Sayapun pergi menemui
Rasulullah saw. agar ia memarahi Fatimah atas perbuatannya itu, sambil meminta
fatwanya mengenai ucapan Fatimah itu, dengan tak lupa mengatakan bahwa saya
telah menyalahkannya". Maka sabdanya
: "Benar, benarlah apa yang dikatakannya itu! Apa yang kau ucapkan ketika
hendak memulai haji?". Ujarku : "Ya Allah, saya bertalbiah
sebagaimana diucapkan oleh RasulMu".
Sabda nabi pula: "Saya ada mempunyai hewan untuk
korban, maka tak usah kau ihlal dulu". Cerita Jabir : "Jumlah hewan
yang dibawa Ali dari Yaman dan yang disediakan oleh Nabi saw. ada seratus
ekor". Maka orang-orangpun berihlallah dan bercukur semua, kecuali Nabi
saw. dan orang-orang yang mempunyai hewan untuk korban.
Tatkala tiba hari Tarwiah - yakni tanggal 8 Dzulhijjah -
mereka berangkat menuju Mina, dan bertalbiyah untuk haji. Rasulullah saw.
menunggangi kendaraan dan di sana ia melakukan sholat dhuhur, Ashar, Maghrib,
Isya dan Shubuh.
Ia tinggal di sana sebentar menunggu matahari terbit dan
menempuh waktu sambil menyuruh orang mendirikan kemah dari kayu di Namirah.
Kemudian Rasulullah saw. berjalan, dan orang-orang Quraisy merasa yakin dia
tentu akan wuquf di Masy'aril haram sebagaimana dilakukan orang Quraisy di masa
jahiliyah.
Tetapi rupanya Rasulullah saw. langsung dan terus ke
Arafah dan didapatinya kemah telah didirikan di Namirah, maka iapun berhenti di
sana dan tatkala matahari telah tergelincir, di halaunya pula Koswa buat
berjalan hingga sampai di bagian bawah lembah. Di sana dia berpidato dihadapan
manusia, sabdanya : "Sesungguhnya darah dan harta bendamu adalah suci
bagimu sebagaimana sucinya hari ini, di bulan ini, dan di negeri ini.
Ketahuilah bahwa segala sesuatu tentang urusan jahilayah telah hapus dan
ditaruh di bawah telapak kakiku. Tuntutan darah masa jahiliyah telah
dibatalkan, dan tuntutan yang mula-mula dihapuskan dari darah kita ialah darah
ibnu Rabi'ah bin Harits - ia disusukan di bani Sa'ad dan dibunuh oleh suku
Hudzeil -, riba jahiliyah juga batal, dan riba kita yang mula pertama yang saya
batalkan adalah riba Abbas bin Abdul Muthalib, semuanya menjadi batal.
Dan takutlah kamu kepada Allah mengenai wanita, karena
kamu mengambil mereka dengan jaminan dari Allah, dan kamu halalkan kehormatan
mereka asal tidak melewati batas. Dan adalah hak kamu atas mereka tidak
seorangpun yang tidak kamu senangi boleh mereka ijinkan menginjak pekaranganmu
seandainya itu mereka lakukan, bolehlah kamu memukul mereka, asal tidak
melewati batas. Sebaliknya menjadi kewajiban kamu terhadap mereka memberi
mereka nafkah dan pakaian secara patutnya. Sungguh, telah saya tinggalkan buat
kamu sesuatu, yang jika kamu pegang teguh kamu tidak akan sesat setelah itu:
yaitu Kitabullah! dan kelak kamu akan ditanyai mengenai daku, maka apa
katamu?". Ujar mereka : "Kami mengakui bahwa anda telah memberikan
nasehat". Sabdabya sambil mengacungkan telunjuknya ke langit lalu
menudingkannya kepada manusia bolak-balik berkali-kali : "Ya Allah,
saksikan! ya Allah maka saksikanlah!" sebanyak tiga kali.
Kemudian iapun adzan, lalu qamat dan melakukan sholat
dzuhur, lalu qamat lagi dan melakukan sholat ashar tanpa diselingi suatu
sholatpun diantara keduanya.
Setelah itu Rasulullah saw. menaiki kendaraannya lagi
hingga tiba di Mauqif. Di sana dihentikannya kendaraannya, hingga perut Kuswa
telah berada di atas tanah. Bukit tempat berhimpun orang-orang yang berjalan
kaki berada di depannya, sedang ia sendiri menghadap ke arah kiblat.
Rasulullah saw. masih tetap berdiri sampai matahari
terbenam; warna kuning mulai lenyap hingga bola mataharipun tenggelam.
DIsuruhnya Usamah membonceng di belakang, lalu Rasulullah-pun berangkatlah.
Tali kekang ditariknya kuat-kuat, hingga kepala hewan itu
hampir saja bersentuhan dengan tempat si pengendara menaruh kakinya, lalu
sabdanya sambil memberi isyarat dengan tangan kanannya : "Hai manusia!
Tetaplah tenang!".
Setiap melalui tempat mendaki, diulurkannya tali kekang
sedikit hingga tiba diatas. Akhirnya sampailah ia di Muzdalifah, lalu melakukan
sholat Maghrib dan 'Isya dengan sekali adzan dan dua kali qamat, sedang di
antara kedua sholat itu ia tidak membaca tasbih sedikitpun.
Setelah itu Rasulullah saw. berbaring tidur hingga terbit
fajar. Ketika ternyata olehnya bahwa waktu shubuh telah tiba, iapun mengerjakan
shalat Shubuh, yakni dengan sekali adzan dan sekali qamat. Kemudian dinaikinya
Koswa dan berkendaraan hingga sampailah ia di Masy'aril Haram. Iapun menghadap
kiblat, lalu mendo'a kepada Allah, membaca takbir, tahlil dan kalimat tauhid.
Ia tetap berdiri sampai hari benar-benar terang. Dan sebelum matahari terbit
Nabipun berangkat dan membonceng Fadhal bin 'Abbas di belakangnya. Ia ini
adalah seorang laki-laki yang berambut dan berparas elok dan putih kulitnya.
Kebetulan ketika Nabi mulai berangkat itu, lewatlah di
dekatnya kendaraan- kendaraan bermuatan penumpang wanita dari Bahren. Mata
Fadhal tak lepas dari memandangi mereka. Maka Rasulullah saw. menutupi wajah
Fadhal dengan telapak tangannya, hingga Fadhal memutar wajahnya dan memandangi
mereka dari arah lain. Kembali Rasulullah menutupi wajah Fadhal dari arah
sebelah, hingga Fadhal terpaksa pula merobah arah pandangannya. Akhirnya
sampailah Nabi di lembah Muhasir. Ia bergerak sedikit lalu menempuh jalan
tengah yakni yang menuju ke Jumratul Kubra.
Dan tibalah ia di jumrah yang terletak dekat pohon kayu.
Maka dilemparnya dengan tujuh kerikil, dan setiap melemparkan satu kerikil yang
besarnya seperti batu untuk melempar itu, ia membaca takbir. Nabi melakukannya
ialah dari dasar lembah.
Setelah itu ia berpaling menuju tempat penyembelihan, dan
menyembelih 60 ekor hewan korban dengan tangannya sendiri. Lalu menyerahkan
kepada Ali yang menyembelih sisa yang tinggalnya dan dibawa serta oleh Nabi
dalam berkorbannya. Kemudian disuruhnya mengambil sekerat daging tiap-tiap unta
yang disembelih, dimasukkan ke dalam belanga dan dimasak. Mereka makanlah
daging itu dan mereka minum kuahnya.
Setelah itu Rasulullah saw. berkendaraan lagi dan
melakukan thawaf Ifadhoh di ka'bah, lalu sholat dhuhur di Mekah. Kemudian pergi
mendapatkan bani Abdul Muthalib buat memintakan jemaah air minum dari telaga
zamzam, sabdanya: "Pergilah minta air kepada bani Abdul Muthalib dan
timbalah! seandainya saya tidak takut orang-orang akan berebutan air hingga
kamu jadi terdesak -karena anggapan bahwa itu termasuk dalam upacara haji-
tentulah saya akan turut menimba bersamamu! " Merekapun memberikan air
minum seember kepada Nabi, yang oleh Nabi diminum sebagian".
Komentar
Posting Komentar